BATULICIN,GK – Kapolsek Karang Bintang, Iptu Adi Warsito, menegaskan pentingnya peran kepala desa dalam memberikan contoh kepada warganya untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan bergizi. Menanam sayuran dan beternak ayam petelur dinilai dapat membantu mengatasi masalah stunting yang masih menjadi persoalan serius di Kecamatan Karang Bintang.
Pernyataan ini disampaikan Iptu Adi Warsito dalam acara Rembuk Stunting yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, Kamis (6/3/2025). Kegiatan ini bertujuan membahas strategi pencegahan dan penanganan stunting di wilayah tersebut.
“Penanganan stunting ini sejalan dengan program pemerintah, program Bapak Presiden tentang ketahanan pangan yang kini dimotori oleh Polri. Kami mendorong masyarakat menanam bahan pangan bergizi di lingkungan rumah atau pekarangan. Ini mungkin juga salah satu solusi untuk mengatasi stunting,” ujar Iptu Adi Warsito di hadapan para kepala desa dan tamu undangan.
Kapolsek juga meminta para kepala desa dan ibu-ibu PKK untuk menjadi motor penggerak dalam mendorong warga bercocok tanam dan beternak. Menurutnya, konsumsi sayuran segar dan telur dari hasil ternak sendiri dapat meningkatkan asupan gizi keluarga dan mengurangi risiko stunting pada anak-anak.
“Saya minta kepala desa dan ibu PKK yang hadir di sini bisa mendorong dan memberi contoh, memotivasi warganya untuk bercocok tanam di pekarangan rumah atau memelihara ayam petelur. Ini sangat membantu mengatasi stunting dengan mengonsumsi telur dan sayuran,” tegasnya.
Lebih lanjut, Iptu Adi Warsito mengapresiasi beberapa kepala desa yang telah menerapkan program ketahanan pangan ini. Salah satunya adalah Kepala Desa Batulicin Irigasi, yang disebut telah aktif menanam sayuran dan memelihara ayam petelur.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolsek juga sempat berinteraksi dengan petugas gizi Puskesmas Batulicin 1 Desa Manunggal. Ia menanyakan apakah masih ada kasus stunting di Desa Batulicin Irigasi, yang kemudian dijawab masih ada.
“Pak Kades Batulicin Irigasi, dikasih telurnya untuk anak-anak di sana. Telurnya dibawa ke mana-mana, untuk siapa?” canda Iptu Adi Warsito sambil tersenyum, mencairkan suasana.
Meski yakin bahwa sebagian besar warga sudah mulai bercocok tanam dan beternak ayam, ia tetap mengingatkan agar program ini terus didorong secara maksimal.
“Saya yakin ini sudah dilakukan warga kita. Saya juga minta agar tetap mendorong warganya untuk bercocok tanam sayuran dan ayam,” pungkasnya.
Sementara itu, Camat Karang Bintang, Syafruddin, mengungkapkan bahwa angka stunting di Kabupaten Tanah Bumbu masih cukup tinggi, mencapai 26 persen. Dari jumlah tersebut, Kecamatan Karang Bintang menyumbang 5,5 persen kasus.
“Saya berharap kegiatan-kegiatan terkait penurunan angka stunting, terutama alokasi anggaran dari pemerintah, benar-benar dapat terserap dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya anak-anak yang terdampak stunting di Karang Bintang,” ujar Syafruddin.
Sejumlah langkah konkret telah diterapkan di tingkat desa dan puskesmas, termasuk pemberian makanan tambahan (PMT) dan suplemen vitamin bagi anak-anak yang mengalami stunting. Namun, tantangan utama adalah memastikan program tersebut berjalan optimal dan berkelanjutan.
Dalam forum rembuk ini, salah satu rekomendasi utama yang dihasilkan adalah pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan beternak hewan kecil sebagai sumber pangan bergizi.
“Jika setiap rumah memanfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam dan beternak, kebutuhan gizi keluarga bisa lebih tercukupi. Ini akan sangat membantu dalam menekan angka stunting di tingkat desa,” tambah Syafruddin.
Acara ini juga menghadirkan narasumber dari Puskesmas Batulicin 1 Desa Manunggal dan Puskesmas Karang Bintang, yang memberikan paparan mengenai strategi efektif dalam menurunkan angka stunting di wilayah Tanah Bumbu.