KAPUAS – Sebagai wilayah yang kaya akan keberagaman adat, budaya, dan agama, Kecamatan Kapuas Hilir menjadi cerminan miniatur Kabupaten Kapuas. Dengan komposisi masyarakat yang terdiri dari suku Dayak Ngaju, Banjar, dan warga pendatang, keharmonisan hidup berdampingan telah terjaga turun-temurun. Namun, di era modern yang penuh tantangan ini, peran Damang Kepala Adat semakin penting untuk menjaga warisan budaya dan hukum adat Dayak.
Rubiadi, S. Sos, menyatakan kesiapannya untuk mengemban amanah sebagai Damang Kepala Adat Kecamatan Kapuas Hilir periode 2025-2031. Dengan visi besar menjaga dan menegakkan hukum adat serta melestarikan seni dan budaya Dayak, ia berkomitmen untuk menjaga harmonisasi di tengah perkembangan zaman.
“Kecamatan Kapuas Hilir adalah pintu gerbang Kabupaten Kapuas, dan di sini lah kita harus menjadi contoh. Saya terpanggil untuk mengabdi kepada masyarakat Dayak, menjalankan norma hukum adat, serta menjaga nilai-nilai Belom Pakat, Belom Bahadat yang telah diwariskan sejak Rapat Damai Tumbang Anoi 1894,” ujar Rubiadi, Kamis, (23/1/2025).
Dalam menjalankan tugasnya, ia berjanji berpegang teguh pada Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Nomor 03 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Adat Dayak. Ia juga siap bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan program-program yang mendukung keberlangsungan adat dan budaya Dayak di Kapuas Hilir.
“Generasi muda harus memahami pentingnya adat dan budaya. Saya ingin menjembatani nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan zaman digital agar tetap relevan dan dihormati oleh generasi milenial,” tambahnya.
Rubiadi mengajak seluruh elemen masyarakat di Kapuas Hilir untuk bersama-sama menjaga harmonisasi, saling menghormati, dan membangun kehidupan yang berlandaskan adat istiadat. Dengan tekad yang kuat, ia berkomitmen menjadikan hukum adat Dayak sebagai pedoman hidup yang terus relevan di era modern. [red]
