Beranda Tanah Bumbu Pemkab Tanah Bumbu Ikuti Rakor Secara Virtual Pengendalian Inflasi 2023

Pemkab Tanah Bumbu Ikuti Rakor Secara Virtual Pengendalian Inflasi 2023

5
0

BATULICIN, genpikalsel.com – Jajaran Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) Kalimantan Selatan, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi digelar secara virtual bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, Selasa, (10/1/2023) diikuti dari ruang rapat Kantor Bupati setempat.

Dalam rakor secara virtual ini dihadiri Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ir.H.Ridwan serta sejumlah pejabat dilingkup Pemkab Tanbu.

Dari Jakarta, Kepala BPS pusat Margo Yuwono menjelaskan pihaknya mencatat berbagai peristiwa sepanjang tahun 2022, yang mana empat hal yang berpengaruh pada perkembangan inflasi.

Pertama, terkait pasca pemulihan Covid 19 dan ini menyebabkan gangguan suplay dan harga tidak siap sehingga memacu kenaikan harga.

Kemudian konflik geopolitik hingga menyebabkan terganggunya pasokan energi juga adanya inflasi yang cukup tinggi diberbagai negara dengan melakukan pengetatan keuangan hingga menetapkan tingkat suku bunga yang ini bisa memacu berpengaruh pada negara’negara berkembang.

“Dengan melihat berbagai peristiwa penting secara global,ini memacu kenaikan harga , terutama makanan,energi dan beberapa komoditas lainnya.,”katanya dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2023 terhubung ke DLR Kabupaten Tanah Bumbu.

“Catatan sepanjang tahun 2022 dianggap penting untuk disampaikan supaya kita memahami bagaimana dinamika inflasi tersebut.,” jelasnya.

Dengan ini lanjutnya, memperlihatkan bahwa untuk energi dan makanan sepanjang tahun 2022 itu telah terjadi inflasi dan kondisinya lebih tinggi dibanding 2021.

Disisi lain, sepanjang tahun 2022,bahwa kelangkaan minyak goreng juga menjadi pemicu inflasi saat ini.

Pada bulan April di tahun 2022 telah terjadi kenaikan harga aftur , sedangkan dibulan Mei telah menjalani bulan ramadhan sampai idul Fitri.

Disitu akan mendorong peningkatan permintaan barang tentu memicu permintaan makanan dan beberapa komoditas.

“Di bulan Juli, kita menghadapi anomali cuaca untuk beberapa wilayah dan menyebabkan beberapa harga untuk komoditas holtikultura mengalami peningkatan dan di bulan September tahun 2022 pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi.Disana Pertalite naik 32 persen Solar naik 32,0 persen dan Pertamax naik 16 persen, “imbuhnya

Baca Juga  Mantap! Pasar Modern dan Mall Bakal Dibangun di Wilayah Kecamatan Simpang Empat

Sedangkan di bulan Desember lalu kita menghadapi Natal dan tahun baru sehingga meningkatkan permintaan dan memicu kenaikan beberapa komoditas pangan dan juga transportasi.

“Kebijakan inflasi dari pemerintah, ini dilakukan dengan dilakukan kerjasama antar pemerintah daerah dan pemerintah pusat dan dilakukan evaluasi guna melihat bagaimana perkembangan harga.” demikian tuntasnya. [JN]

banner 336x280

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini