BATULICIN – Di tengah hiruk-pikuk arus mudik Lebaran 2025 yang mencapai puncaknya, sebuah pemandangan berbeda hadir di Pelabuhan Samudra Batulicin. Senin (14/4/2025), raut wajah penuh lega dan senyum bahagia menyambut kedatangan KM Binaiya, kapal milik PT PELNI (Persero) yang kini menjelma menjadi favorit para pemudik lintas pulau.
Dari Surabaya menuju Batulicin, lalu berlayar ke Makassar, KM Binaiya tak hanya sekadar membawa penumpang pulang ke kampung halaman. Ia membawa rasa aman, kenyamanan, bahkan kenangan. Di tengah ketatnya jadwal pelayaran dan lonjakan jumlah penumpang, justru kapal ini mampu menghadirkan ketenangan.
Setibanya di pelabuhan, satu per satu penumpang turun dari kapal dengan wajah sumringah. Saat Manajer PELNI Cabang Batulicin, Setya Darmawan, menyapa seorang penumpang dari Surabaya, suasana hangat pun tercipta.
“Bagaimana perjalanan di atas kapal PELNI ini, Pak?” tanya Setya.
“Alhamdulillah, Pak. Sangat nyaman sekali,” jawab penumpang tersebut sambil tersenyum.
“Terima kasih atas kepercayaan dan kenyamanan yang dirasakan Bapak/Ibu sekeluarga. Ini yang terus kami jaga,” ujar Setya.
Tak sekadar ucapan sambutan, Setya menegaskan bahwa kenyamanan penumpang memang menjadi prioritas utama PELNI, terutama pada masa angkutan Lebaran yang krusial. Posko angkutan Lebaran pun didirikan bekerja sama dengan seluruh stakeholder pelabuhan untuk memastikan keamanan, ketepatan waktu, dan layanan prima selama arus mudik berlangsung.
Salah satu penumpang lainnya, Egi, pemudik yang hendak menuju Makassar bersama istri dan anaknya, juga membagikan kisahnya. Ia bukan orang baru bagi KM Binaiya.
“Saya pastikan dulu kesehatan dan tiket, karena bawa anak dan istri. Tapi yang paling penting, saya tahu di atas kapal ini kami akan nyaman,” ujarnya.
“Alhamdulillah, pelayanan di atas kapal sangat bagus. Para ABK tidak pernah merepotkan penumpang, justru membantu. Rasanya seperti naik hotel terapung. Ini alasan saya kembali pilih PELNI.”
Testimoni seperti ini bukan hanya satu-dua. Sejumlah penumpang lain pun menyoroti kebersihan kabin, keramahan awak kapal, hingga ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan yang konsisten dijaga. Fasilitas umum seperti musala, kantin, serta tempat istirahat dibuat layaknya ruang keluarga yang hangat dan bersih.
Di dalam KM Binaiya, suasana seolah menghapus jarak. Anak-anak bermain di dek, orang tua duduk santai menikmati angin laut, dan para pemudik merasa seolah sedang dalam perjalanan wisata, bukan menempuh ratusan mil laut menuju kampung halaman.
Respons positif yang mengalir dari para penumpang memperkuat citra KM Binaiya sebagai kapal yang tidak hanya andal, tetapi juga menyenangkan. Lebih dari sekadar alat transportasi, kapal ini menjadi bagian dari cerita mudik yang membekas dalam ingatan.
Bersama PELNI, perjalanan laut bukan hanya perpindahan dari satu kota ke kota lain, tapi juga perwujudan harapan: pulang dengan selamat, nyaman, dan penuh cerita. KM Binaiya telah membuktikan, mudik bisa jadi pengalaman yang menyenangkan—bahkan mengesankan.